Apa Itu Pantun: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya


Apa Itu Pantun: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya

Apa yang Dimaksud Pantun

Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra lama Indonesia yang terkenal dengan ciri khasnya yang unik. Pantun terdiri dari empat baris, dengan rima silang (a-b-a-b). Baris pertama dan kedua disebut sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat disebut isi. Pantun digunakan sebagai alat untuk menyampaikan berbagai pesan, mulai dari pesan cinta, nasihat, hingga sindiran.

Pantun memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Selain sebagai alat untuk menyampaikan pesan, pantun juga digunakan sebagai sarana hiburan, baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Pantun bahkan sering kali digunakan dalam pertunjukan kesenian tradisional Indonesia, seperti wayang kulit dan ketoprak.

Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai aspek terkait pantun, mulai dari sejarahnya, jenis-jenisnya, hingga penggunaannya dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kita juga akan mempelajari beberapa contoh pantun yang terkenal dan membahas makna yang terkandung di dalamnya.

Apa yang Dimaksud Pantun

Untuk memahami pantun secara menyeluruh, penting untuk mengetahui beberapa poin kunci tentang bentuk karya sastra lama Indonesia ini. Poin-poin kunci tersebut meliputi:

  • Definisi: Pantun adalah karya sastra Indonesia yang terdiri dari empat baris, dengan rima silang (a-b-a-b).
  • Fungsi: Pantun digunakan untuk menyampaikan berbagai pesan, mulai dari pesan cinta, nasihat, hingga sindiran.
  • Manfaat: Pantun dapat digunakan sebagai alat hiburan, sarana pendidikan, dan media komunikasi.
  • Jenis-jenis: Pantun terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya pantun anak, pantun pernikahan, pantun jenaka, dan pantun nasehat.
  • Struktur: Pantun memiliki struktur yang tetap, yaitu terdiri dari sampiran dan isi.
  • Bahasa: Pantun menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
  • Nilai-nilai: Pantun mengandung nilai-nilai luhur budaya Indonesia, seperti nilai moral, nilai agama, dan nilai sosial.
  • Kesenian: Pantun sering digunakan dalam pertunjukan kesenian tradisional Indonesia, seperti wayang kulit dan ketoprak.

Poin-poin kunci tersebut saling terkait dan membentuk pemahaman yang menyeluruh tentang pantun. Dengan memahami poin-poin kunci tersebut, kita dapat lebih menghargai dan memahami karya sastra lama Indonesia yang satu ini.

Definisi: Pantun adalah karya sastra Indonesia yang terdiri dari empat baris, dengan rima silang (a-b-a-b).

Definisi pantun tersebut memberikan pemahaman mendasar tentang apa yang dimaksud dengan pantun. Pantun merupakan karya sastra Indonesia yang memiliki ciri-ciri khusus, yaitu terdiri dari empat baris, dengan rima silang (a-b-a-b). Ciri-ciri ini membedakan pantun dengan jenis karya sastra lainnya, seperti puisi atau syair.

Ciri-ciri pantun tersebut memiliki fungsi penting dalam penyampaian pesan. Rima silang (a-b-a-b) membuat pantun menjadi lebih enak didengar dan mudah diingat. Selain itu, struktur pantun yang terdiri dari sampiran dan isi memungkinkan penyair untuk menyampaikan pesan secara tidak langsung, sehingga lebih halus dan tidak menyinggung perasaan. Pantun juga sering digunakan sebagai media untuk menyampaikan kritik sosial atau sindiran, karena sifatnya yang tidak langsung tersebut.

Dalam praktiknya, pantun digunakan dalam berbagai kesempatan, seperti acara pernikahan, perayaan adat, atau bahkan dalam percakapan sehari-hari. Pantun juga sering digunakan dalam pertunjukan kesenian tradisional Indonesia, seperti wayang kulit dan ketoprak. Kehadiran pantun dalam berbagai kesempatan tersebut menunjukkan bahwa pantun memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Memahami definisi pantun tersebut membuka wawasan kita tentang kekayaan dan keindahan karya sastra Indonesia. Pantun tidak hanya sekadar karya sastra, tetapi juga memiliki fungsi dan makna yang dalam. Dengan memahami definisi pantun, kita dapat lebih menghargai dan melestarikan karya sastra warisan nenek moyang kita.

Fungsi: Pantun digunakan untuk menyampaikan berbagai pesan, mulai dari pesan cinta, nasihat, hingga sindiran.

Fungsi pantun yang beragam tersebut tidak terlepas dari sifatnya yang unik dan khas. Pantun memiliki struktur yang tetap, yaitu terdiri dari empat baris, dengan rima silang (a-b-a-b). Struktur ini memungkinkan penyair untuk menyampaikan pesan secara tidak langsung, sehingga lebih halus dan tidak menyinggung perasaan. Selain itu, pantun juga menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga mudah diterima oleh masyarakat luas.

Dalam penggunaannya, pantun sering kali digunakan untuk menyampaikan pesan cinta. Hal ini karena pantun memiliki rima dan irama yang indah, sehingga cocok untuk mengungkapkan perasaan cinta dan kasih sayang. Selain itu, pantun juga sering digunakan untuk menyampaikan nasihat atau petuah hidup. Pantun yang berisi nasihat biasanya menggunakan bahasa yang bijaksana dan penuh makna, sehingga dapat memberikan pelajaran bagi para pendengarnya. Tidak hanya itu, pantun juga sering digunakan untuk menyampaikan sindiran. Pantun sindiran biasanya menggunakan bahasa yang halus dan tidak langsung, sehingga tidak menyinggung perasaan orang yang disindir.

Memahami fungsi pantun tersebut sangat penting dalam penggunaannya. Dengan memahami fungsi pantun, kita dapat menggunakan pantun secara tepat dan efektif untuk menyampaikan berbagai pesan. Selain itu, memahami fungsi pantun juga dapat membantu kita untuk lebih menghargai dan melestarikan karya sastra warisan nenek moyang kita.

Namun, perlu dicatat bahwa penggunaan pantun juga memiliki beberapa tantangan. Salah satu tantangannya adalah penggunaan bahasa yang tidak langsung. Hal ini dapat membuat makna pantun menjadi sulit dipahami, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan budaya dan bahasa Indonesia. Selain itu, penggunaan pantun juga dapat dibatasi oleh konteks tertentu. Misalnya, pantun yang digunakan dalam acara resmi mungkin tidak cocok digunakan dalam acara santai. Oleh karena itu, penting untuk memahami konteks penggunaan pantun sebelum menggunakannya.

Manfaat: Pantun dapat digunakan sebagai alat hiburan, sarana pendidikan, dan media komunikasi.

Selain sebagai media penyampaian pesan, pantun juga memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pantun dapat digunakan sebagai alat hiburan, sarana pendidikan, dan media komunikasi.

  • Alat Hiburan

    Pantun sering digunakan sebagai alat hiburan dalam berbagai kesempatan. Misalnya, pantun digunakan dalam pertunjukan kesenian tradisional Indonesia, seperti wayang kulit dan ketoprak. Pantun juga sering digunakan dalam acara-acara adat, seperti pernikahan dan khitanan.

  • Sarana Pendidikan

    Pantun juga dapat digunakan sebagai sarana pendidikan. Pantun yang berisi nasihat atau petuah hidup dapat mengajarkan nilai-nilai moral dan agama kepada anak-anak. Selain itu, pantun juga dapat digunakan untuk mengajarkan bahasa dan budaya Indonesia kepada anak-anak.

  • Media Komunikasi

    Pantun juga dapat digunakan sebagai media komunikasi. Pantun dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain. Misalnya, pantun dapat digunakan untuk menyampaikan ucapan selamat, ucapan terima kasih, atau ucapan duka cita.

  • Menyampaikan Kritik Sosial

    Pantun juga dapat digunakan untuk menyampaikan kritik sosial. Pantun sindiran biasanya menggunakan bahasa yang halus dan tidak langsung, sehingga tidak menyinggung perasaan orang yang disindir.

Manfaat pantun yang beragam tersebut menunjukkan bahwa pantun memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pantun tidak hanya sekadar karya sastra, tetapi juga memiliki fungsi dan makna yang dalam. Dengan memahami manfaat pantun tersebut, kita dapat lebih menghargai dan melestarikan karya sastra warisan nenek moyang kita.

Jenis-jenis: Pantun terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya pantun anak, pantun pernikahan, pantun jenaka, dan pantun nasehat.

Pantun memiliki berbagai jenis, yang masing-masing memiliki ciri khas dan fungsi yang berbeda. Beberapa jenis pantun yang populer antara lain:

  • Pantun Anak

    Pantun anak adalah jenis pantun yang dibuat khusus untuk anak-anak. Pantun anak biasanya menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, serta berisi tentang hal-hal yang dekat dengan kehidupan anak-anak, seperti bermain, belajar, dan berteman.

  • Pantun Pernikahan

    Pantun pernikahan adalah jenis pantun yang digunakan dalam acara pernikahan. Pantun pernikahan biasanya berisi tentang doa dan harapan untuk kedua mempelai, serta nasihat-nasihat tentang kehidupan berumah tangga.

  • Pantun Jenaka

    Pantun jenaka adalah jenis pantun yang dibuat untuk menghibur. Pantun jenaka biasanya menggunakan bahasa yang lucu dan menggelitik, serta berisi tentang hal-hal yang konyol atau tidak masuk akal.

  • Pantun Nasehat

    Pantun nasehat adalah jenis pantun yang berisi tentang nasihat atau petuah hidup. Pantun nasehat biasanya menggunakan bahasa yang bijaksana dan penuh makna, serta berisi tentang nilai-nilai moral dan agama.

Jenis-jenis pantun tersebut menunjukkan bahwa pantun memiliki fungsi yang beragam dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pantun dapat digunakan untuk menghibur, memberikan nasihat, menyampaikan kritik sosial, dan bahkan sebagai media komunikasi. Dengan memahami jenis-jenis pantun tersebut, kita dapat lebih menghargai dan melestarikan karya sastra warisan nenek moyang kita.

Struktur: Pantun memiliki struktur yang tetap, yaitu terdiri dari sampiran dan isi.

Struktur pantun merupakan salah satu ciri khas yang membedakannya dengan jenis karya sastra lainnya. Pantun memiliki struktur yang tetap, yaitu terdiri dari sampiran dan isi.

  • Sampiran:

    Sampiran adalah dua baris pertama dalam pantun. Sampiran biasanya berisi tentang hal-hal yang umum atau tidak berhubungan langsung dengan isi pantun. Fungsi sampiran adalah untuk menarik perhatian pendengar dan membuat mereka penasaran dengan isi pantun.

  • Isi:

    Isi adalah dua baris terakhir dalam pantun. Isi pantun berisi tentang pesan atau makna yang ingin disampaikan oleh penyair. Isi pantun biasanya berisi tentang nasihat, sindiran, atau ungkapan perasaan.

Struktur pantun yang tetap tersebut memiliki beberapa implikasi. Pertama, struktur pantun tersebut membuat pantun mudah diingat dan dinyanyikan. Kedua, struktur pantun tersebut memungkinkan penyair untuk menyampaikan pesan secara tidak langsung, sehingga lebih halus dan tidak menyinggung perasaan. Ketiga, struktur pantun tersebut membuat pantun menjadi karya sastra yang indah dan estetis.

Dengan memahami struktur pantun tersebut, kita dapat lebih menghargai dan melestarikan karya sastra warisan nenek moyang kita. Struktur pantun yang tetap tersebut merupakan salah satu ciri khas pantun yang membuatnya unik dan berbeda dengan jenis karya sastra lainnya.

Bahasa: Pantun menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.

Penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami dalam pantun merupakan salah satu faktor penting yang berkontribusi terhadap popularitas dan keberlangsungannya sebagai karya sastra yang dicintai masyarakat Indonesia. Bahasa yang sederhana membuat pantun mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Kesederhanaan bahasa dalam pantun juga memungkinkan penyair untuk menyampaikan pesan secara lebih efektif. Dengan menggunakan bahasa yang lugas dan tidak berbunga-bunga, penyair dapat menyampaikan pesan secara langsung dan jelas, sehingga mudah ditangkap dan dipahami oleh pendengar atau pembaca. Selain itu, penggunaan bahasa yang sederhana juga membuat pantun lebih mudah diingat dan dinyanyikan, sehingga dapat menyebar luas di masyarakat.

Contoh penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami dalam pantun dapat ditemukan dalam pantun berikut:

Jalan-jalan ke pasar malam,
Jangan lupa beli duku.
Kalau kamu sedang galau,
Jangan lupa baca buku.

Pantun tersebut menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas, sehingga mudah dipahami oleh semua orang. Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair juga sangat jelas, yaitu mengajak pembaca untuk membaca buku ketika sedang galau. Kesederhanaan bahasa dalam pantun tersebut membuatnya mudah diingat dan dinyanyikan, sehingga dapat menyebar luas di masyarakat.

Memahami penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami dalam pantun sangat penting dalam apresiasi dan pelestarian karya sastra ini. Bahasa yang sederhana membuat pantun mudah dipahami dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, sehingga dapat terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat Indonesia.

Namun, perlu dicatat bahwa kesederhanaan bahasa dalam pantun bukan berarti bahwa pantun tidak memiliki nilai sastra. Sebaliknya, penggunaan bahasa yang sederhana dalam pantun justru menunjukkan keterampilan dan kreativitas penyair dalam menyampaikan pesan secara efektif dan bermakna.

Nilai-nilai: Pantun mengandung nilai-nilai luhur budaya Indonesia, seperti nilai moral, nilai agama, dan nilai sosial.

Nilai-nilai luhur budaya Indonesia, seperti nilai moral, nilai agama, dan nilai sosial, merupakan bagian integral dari pantun. Nilai-nilai tersebut tidak hanya tercermin dalam isi pantun, tetapi juga dalam struktur dan bahasa pantun.

Nilai moral dalam pantun biasanya disampaikan melalui nasihat atau petuah. Misalnya, dalam pantun berikut:

Kalau ada duri dalam daging,
Jangan dicabut nanti bernanah.
Kalau ada salah dalam bertindak,
Jangan diulangi nanti susah.

Pantun tersebut mengajarkan nilai moral tentang pentingnya menghindari kesalahan dan memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat.

Nilai agama dalam pantun biasanya disampaikan melalui ungkapan-ungkapan tentang Tuhan, nabi, dan kitab suci. Misalnya, dalam pantun berikut:

Tuhan menciptakan langit dan bumi,
Serta segala isinya.
Janganlah kita sombong dan tinggi hati,
Karena kita hanyalah makhluk-Nya.

Pantun tersebut mengajarkan nilai agama tentang pentingnya bersyukur kepada Tuhan dan rendah hati.

Nilai sosial dalam pantun biasanya disampaikan melalui ungkapan-ungkapan tentang hubungan antara manusia. Misalnya, dalam pantun berikut:

Kalau ada beras di lumbung,
Jangan lupa bagi-bagi.
Kalau ada ilmu di dada,
Jangan lupa ajari orang lain.

Pantun tersebut mengajarkan nilai sosial tentang pentingnya berbagi dan saling membantu.

Memahami nilai-nilai luhur budaya Indonesia yang terkandung dalam pantun sangat penting dalam apresiasi dan pelestarian karya sastra ini. Nilai-nilai tersebut merupakan bagian integral dari identitas budaya Indonesia dan perlu terus ditanamkan kepada generasi muda.

Namun, perlu dicatat bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pantun tidak bersifat mutlak dan dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, penting untuk melakukan kajian ulang terhadap nilai-nilai tersebut secara berkala agar tetap relevan dengan konteks kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.

Kesenian: Pantun sering digunakan dalam pertunjukan kesenian tradisional Indonesia, seperti wayang kulit dan ketoprak.

Kesenian tradisional Indonesia seperti wayang kulit dan ketoprak merupakan salah satu bentuk pertunjukan yang sangat erat kaitannya dengan pantun. Pantun tidak hanya berfungsi sebagai pengantar atau penutup dalam pertunjukan, tetapi juga menjadi bagian integral dari cerita yang disampaikan.

Dalam pertunjukan wayang kulit, misalnya, dalang sering menggunakan pantun untuk menyampaikan pesan moral atau nasihat kepada para penonton. Pantun juga digunakan untuk menggambarkan suasana atau latar belakang cerita, serta untuk memperkenalkan tokoh-tokoh yang terlibat. Selain itu, pantun juga digunakan sebagai media untuk menyampaikan kritik sosial atau sindiran terhadap penguasa atau kebijakan pemerintah.

Dalam pertunjukan ketoprak, pantun juga memainkan peran yang penting. Ketoprak merupakan jenis teater tradisional Jawa yang menggunakan dialog dan gerak tari untuk menyampaikan cerita. Di dalam ketoprak, pantun digunakan untuk menyampaikan pesan moral atau nasihat kepada para penonton, serta untuk memperkenalkan tokoh-tokoh yang terlibat. Pantun juga digunakan sebagai media untuk menyampaikan kritik sosial atau sindiran terhadap penguasa atau kebijakan pemerintah.

Pemahaman tentang peran pantun dalam pertunjukan kesenian tradisional Indonesia seperti wayang kulit dan ketoprak sangat penting dalam mengapresiasi dan melestarikan karya sastra ini. Pantun tidak hanya sekadar karya sastra, tetapi juga merupakan bagian integral dari kesenian tradisional Indonesia yang perlu terus dijaga dan dikembangkan.

Namun, perlu dicatat bahwa penggunaan pantun dalam pertunjukan kesenian tradisional Indonesia tidak hanya terbatas pada wayang kulit dan ketoprak. Pantun juga digunakan dalam berbagai bentuk pertunjukan kesenian tradisional lainnya, seperti ludruk, janger, dan lenong. Hal ini menunjukkan bahwa pantun memiliki peran yang sangat penting dalam kesenian tradisional Indonesia secara keseluruhan.

Tanya Jawab Umum

Bagian Tanya Jawab Umum ini akan menjawab beberapa pertanyaan umum tentang pantun. Pertanyaan-pertanyaan ini mencakup berbagai aspek pantun, mulai dari pengertian hingga penggunaannya.

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan pantun?Jawaban: Pantun adalah karya sastra Indonesia yang terdiri dari empat baris, dengan rima silang (a-b-a-b). Baris pertama dan kedua disebut sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat disebut isi.

Pertanyaan 2: Apa saja jenis-jenis pantun?Jawaban: Pantun memiliki berbagai jenis, di antaranya pantun anak, pantun pernikahan, pantun jenaka, dan pantun nasehat.

Pertanyaan 3: Apa fungsi pantun dalam kehidupan masyarakat Indonesia?Jawaban: Pantun memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai alat hiburan, sarana pendidikan, media komunikasi, dan penyampaian kritik sosial.

Pertanyaan 4: Bagaimana struktur pantun yang baik dan benar?Jawaban: Pantun memiliki struktur yang tetap, yaitu terdiri dari sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama yang tidak berhubungan langsung dengan isi pantun, sedangkan isi adalah dua baris terakhir yang mengandung pesan atau makna.

Pertanyaan 5: Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam pantun?Jawaban: Pantun mengandung nilai-nilai luhur budaya Indonesia, seperti nilai moral, nilai agama, dan nilai sosial.

Pertanyaan 6: Pantun sering digunakan dalam pertunjukan kesenian tradisional Indonesia. Sebutkan beberapa contohnya!Jawaban: Pantun sering digunakan dalam pertunjukan kesenian tradisional Indonesia seperti wayang kulit, ketoprak, ludruk, janger, dan lenong.

Demikianlah beberapa pertanyaan umum tentang pantun. Semoga bermanfaat.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah pantun dan perkembangannya dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Tips

Pada bagian tips ini, kami akan memberikan beberapa panduan praktis tentang pantun. Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat membuat pantun yang bagus dan menarik.

Tip 1: Pelajari Struktur Pantun
Pelajari struktur pantun yang benar, yaitu terdiri dari empat baris, dengan rima a-b-a-b. Dua baris pertama disebut sampiran, sedangkan dua baris terakhir disebut isi.Tip 2: Gunakan Bahasa yang Sederhana
Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Hindari menggunakan bahasa yang terlalu formal atau puitis, karena akan membuat pantun menjadi sulit dipahami.Tip 3: Gunakan Rima yang Tepat
Gunakan rima yang tepat pada baris-baris pantun Anda. Rima yang tepat akan membuat pantun menjadi lebih enak didengar dan menarik.Tip 4: Gunakan Imajinasi dan Kreativitas
Gunakan imajinasi dan kreativitas Anda untuk membuat pantun yang unik dan menarik. Jangan takut untuk bereksperimen dengan berbagai gaya dan tema pantun.Tip 5: Latihan Membuat Pantun
Latihan membuat pantun secara teratur akan membantu Anda meningkatkan keterampilan dalam membuat pantun. Semakin banyak Anda berlatih, semakin baik pantun yang Anda buat.Tip 6: Belajar dari Pantun-pantun yang Sudah Ada
Pelajari pantun-pantun yang sudah ada, baik pantun tradisional maupun pantun modern. Dengan mempelajari pantun-pantun tersebut, Anda dapat memperoleh inspirasi dan ide-ide baru untuk membuat pantun sendiri.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat membuat pantun yang bagus dan menarik. Pantun yang Anda buat dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti hiburan, pendidikan, atau bahkan untuk menyampaikan kritik sosial.

Tips-tips ini akan membantu Anda membuat pantun yang lebih baik dan efektif. Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat menggunakan pantun untuk berbagai keperluan, seperti hiburan, pendidikan, atau bahkan untuk menyampaikan pesan-pesan penting.

Kesimpulan

Artikel ini telah membahas berbagai aspek terkait pantun, mulai dari pengertian, jenis-jenis, hingga penggunaannya dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa pantun merupakan karya sastra Indonesia yang memiliki ciri khas tersendiri, yaitu terdiri dari empat baris, dengan rima a-b-a-b. Pantun memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai alat hiburan, sarana pendidikan, media komunikasi, dan penyampaian kritik sosial. Pantun juga mengandung nilai-nilai luhur budaya Indonesia, seperti nilai moral, nilai agama, dan nilai sosial. Selain itu, pantun juga sering digunakan dalam pertunjukan kesenian tradisional Indonesia, seperti wayang kulit dan ketoprak.

Memahami berbagai aspek tentang pantun sangat penting dalam mengapresiasi dan melestarikan karya sastra ini. Pantun tidak hanya sekadar karya sastra, tetapi juga merupakan bagian integral dari budaya Indonesia yang perlu terus dijaga dan dikembangkan. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk melestarikan pantun agar tetap lestari di tengah kehidupan masyarakat Indonesia.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *